https://www.youtube.com/watch?v=qGEcJhls5po



PEMBANGUNAN yang PENTING untuk CAPRES CAWAPRES terpilih tahun 2019 – 2024 :

1.Pembangunan BETON Pemecah Ombak di seluruh wilayah NEGARA INDONESIA manfaat = Mengurangi Tsunami dan Ombak Besar menjadi Kecil

2.Pembangunan BETON Penguat Fondasi Jembatan di seluruh sungai – sungai di NEGARA INDONESIA manfaat = Jembatan awet, tahan lama, hemat anggaran APBN

3.Penanaman Pohon MANGROVE, Beringin, Panggang, Kelapa, dan Pohon Keras lainnya di tanah-tanah Pantai sehingga kalau ada orang terseret TSUNAMI = masih kecantol di Pohon-pohon

4.Penanaman Pohon MANGROVE, Beringin, Panggang, Kelapa, dan Pohon Keras lainnya di tengah sungai saat sungai sedang KEMARAU sehingga kalau ada orang terseret Banjir = masih kecantol di Pohon-pohon










































































































































































































































































































https://www.youtube.com/embed/KlF-2QfVDHo









































































































































































































Senin, 13 Juli 2009

Perpustakaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Perpustakaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Alamat/Address =
1. Jalan Tentara Rakyat Mataram , Nomor 4 Telp. (0274) 588219, 561218
2. Jalan Tentara Rakyat Mataram , Nomor 29 Telp. (0274) 513969, 563367

JOGJA STUDY CENTER (JSC)
Jl. Faridan M. Noto Nomor 21 Telp. (0274) 556920/556921 YOGYAKARTA



Facebook =
1. Mari Bersama Para Ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah
2. Salafy Malaysia dan Indonesia

SILAHKAN MENANYAKAN INFO ISLAM KEPADA = NOMOR TELEPON USTADZ AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
Ustadz Abdul Haq (YOGYAKARTA) 0274-7877151
Ustadz Fawzaan (CIAMIS) 0812-1920-9841
Ustadz Ibrohim 0813-9278-7776
Ustadz Syaiful Bahri (KROYA) 0852-1911-31002
Ustadz Khalid (KEBUMEN) 0821-3419-6758
(BELUM BANYAK NOMOR TELEPON USTADZ YANG BISA DITAMPILKAN)
 
Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

May 5th 2010 by Abu Muawiah | Kirim via Email

Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

Hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh sahabat berbeda sehingga dianggap sebagai beberapa hadits. Berikut ini hanya sebagian di antaranya:
1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:
نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:
أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969)
Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”

3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)

4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini adalah lafazhnya)
Dalam riwayat Muslim:
أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”

5. Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:
صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)

6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270)
Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَدْخُلُ الْمَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)

8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:
إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)

9. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُصَوِّرَ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)

10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَخْرُجُ عُنُقٌ مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ تبْصِرُان وَأُذُنَانِ تسْمَعُان ، وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُولُ : إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ ادَّعَى مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَالْمُصَوِّرِينَ
“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)

12. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)

13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)

14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)


Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa

Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di sini hanyalah menggambar gambar makhluk yang bernyawa.
Di antara hadits-hadits yang memberikan pembatasan ini adalah:
a. Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.

b. Hadits no. 13 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah menyuruh untuk menghidupkan gambar yang dia gambar. Ini menunjukkan bahwa yang terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).

c. Hadits setelahnya pada no. 14 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa para penggambar diperintahkan untuk meniupkan roh pada gambarnya, maka ini menunjukkan tidak mengapa menggambar gambar makhluk yang tidak memiliki roh/nyawa.

d. Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

e. Sebagai tambahan juga ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ, يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam Jahannam.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540)

Sabtu, 27 Juni 2009

Dauroh Masyaikh Ahlussunnah Wal Jama'ah 2009/Biografi Pemateri

http://fauzan-indonesia.blogspot.com
Hari, tanggal : Minggu 28 Juni 2009
File : Dauroh Masyaikh Ahlussunnah WaL Jama'ah 2009/Biografi Pemateri


Biografi Asy Syaikh Abdullah Al Bukhari hafidhahullah
Dikirim oleh webmaster, Senin 15 Juni 2009, kategori Info Dakwah
Penulis: Panitia Daurah Masyayikh 1430 - 2009
.: :.
Berikut biografi Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari, yang insya Allah akan hadir di tengah-tengah kita kedua kalinya, di kota Bantul, Yogyakarta tahun 2009 ini.

Nama :
'Abdullâh bin 'Abdirrahîm bin Husain bin Mahmûd As-Sa'di kemudian Al-Bukhâri Al-Madîni.
As-Sa'di adalah nisbah kepada Bani Sa'd yang berasal dari Ath-Thâ`if. Beliau dilahirkan di Madinah di desa Bâbut Tamâr.

Ayahnya :
Adapun tentang ayah beliau, yaitu Asy-Syaikh 'Abdurrahîm bin Husain Al-Bukhâri rahimahullah, tumbuh dalam kondisi yatim. Telah hafal Al-Qur`an semenjak kecil. Belajar di Madrasah Al-'Ulûm Asy-Syar'iyyah. Beliau sangat berprestasi. Di tengah aktivitasnya, beliau juga sangat aktif dan bersemangat menghadiri halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi dan mengambil ilmu dari para 'ulama pada waktu itu. Kemudian beliau pindah ke kota Riyâdh, bekerja sebagai staff Al-Malik (Raja) 'Abdul 'Aziz rahimahullah. Setelah itu beliau bekerja pada bidang lain, dan pada awal tahun 1374 H bergabung pada Hai`ât Al-Amri bil Ma'rûf. Pimpinan umumnya waktu itu adalah Asy-Syaikh Al-'Allâmah 'Umar bin Hasan âlu Asy-Syaikh. Asy-Syaikh 'Abdurrahîm Al-Bukhâri mendapat ijazah dan rekomendasi yang ditandatangani oleh Asy-Syaikh 'Umar bin Hasan âlu Asy-Syaikh atas kebaikan prilaku dan tugas beliau. Ijazah tersebut bernomor 2396/Kh/M tertanggal 25/9/1377 H.

Kemudian Asy-Syaikh 'Abdurrahîm pindah ke Madinah, bertugas di Al-Mahkamah Asy-Syar'iyyah Al-Kubrâ pada tanggal 13 – 2 – 1380 H. Pimpinan mahkamah pada waktu itu adalah Asy-Syaikh Al-'Allâmah 'Abdul 'Azîz bin Shâlih rahimahullah, beliau sekaligus imam dan khathib Masjid Nabawi. Asy-Syaikh 'Abdurrahîm juga mendapat ijazah dari pimpinan mahkamah tertanggal 21/9/1392 H. ditegaskan dalam ijazah tersebut : "Selama bertugas menjadi teladan dalam kesungguhan dan semangat kerja. Senantiasa menjalankan tugas dengan sangat baik."
Kemudian pada tanggal 1 – 4- 1388 H, beliau pindah ke Universitas Islam Madinah, dengan Asy-Syaikh 'Abdul 'Azîz bin Bâz rahimahullah sebagai rektornya. Beliau juga mendapat ijazah dari Asy-Syaikh Al-Imâm 'Abdul 'Azîz bin Bâz, bahwa "Bersifat dengan prilaku dan akhlaq yang baik, dan sangat bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas." Ijazah tersebut bernomor 338 tertanggal 27/31392 H. Beliau terus bertugas di Universitas Islam Madinah sampai pensiun pada 1 – 7 – 1407 H.

Asy-Syaikh 'Abdurrahîm Al-Bukhâri adalah seorang yang sangat rajin beribadah, bersemangat dalam ilmu, sangat mencintai dan menghormati para 'ulama, konsisten berpegang kepada sunnah, dan sangat menentang bid'ah dan para pengusungnya. Beliau juga menjaling hubungan sangat baik dan erat dengan sejumlah 'ulama besar Ahlus Sunnah, di antaranya Samâhatul Imâm Al-'Allâmah Al-Mufassir Muhammad Al-Amîn Asy-Syinqhîthi (penulis tafsir Adhwâ`ul Bayân ) rahimahullah, Samâhatul Imâm Syaikhul Islâm 'Abdul 'Azîz bin 'Abdillâh bin Bâz rahimahullah, beliau juga sering berhubungan dengan Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Faqîh 'Abdurrahmân As-Sa'di –bahkan Asy-Syaikh Sa'di menghadiahkan kepada beliau sejumlah kitab yang padanya ada tulisan tangan beliau. Kitab-kitab tersebut masih tersimpan- , di antaranya juga : Al-'Allâmah Al-Muhaddits Hammâd Al-Anshâri, Al-'Allâmah Al-Muhaddits 'Abdul Muhsin Al-'Abbâd, Al-'Allâmah Al-Mujâhid Muhammad Amân Al-Jâmi, Al-'Allâmah Rabî' bin Hâdi Al-Madkhali, Al-'Allâmah 'Umar bin Muhammad Fallâtah, dan masih banyak lagi.

Asy-Syaikh 'Abdurrahîm Al-Bukhâri wafat pada 23 Dzulhijjah 1422 H, di dekat salah satu pintu masuk Masjid Nabawi, menjelang maghrib, dan ketika itu beliau sedang bershaum. Meninggalkan 13 anak.

Menuntut Ilmu
Asy-Syaikh 'Abdullâh bin 'Abdirrahîm hafizhahullâh tumbuh di bawah asuhan dan bimbingan kedua orang tuanya yang sangat antusias dan memiliki perhatian yang sangat besar terhadap ilmu, serta upaya mendidik anak-anak dengan pendidikan yang selamat dan lurus.
Beliau mulai menghafal Al-Qur`an semejak tahun-tahun pertama ketika beliau duduk di madrasah ibtida`iyyah di Masjid Al-Imâm Al-Bukhâri ( ayah beliau sebagai penanggung jawab di masjid tersebut ).
Beliau dikarunai kecintaan terhadap ilmu hadits sejak kecil. Karena itu beliau sangat bersemangat untuk mengumpulkan dan membaca kitab-kitab tentang ilmu hadits, bertanya tentang perkara yang sulit, dan menghafalnya.
Beliau juga sangat bersemangat untuk mempelajari kitab-kitab aqidah, karena beliau melihat kebutuhan umat yang sangat besar terhadapnya. Itu semua beliau lakukan dengan cara senantiasa rutin dan bermulâzamah di Masjid Nabawi.

Guru-gurunya antara lain :
Dalam bidang Al-Qur`an dan Tajwid
1.Asy-Syaikh Muhammad Ramadhân Ad-Dahlawi v
2.Asy-Syaikh Al-Mudaqqiq Sayyid Lâsyîn Abul Faraj hafizhahullâh, banyak menimba ilmu dari beliau, terutama dalam penarapan tilawah dan praktek langsung dalam bidang tajwid.
3.Asy-Syaikh Ahmad 'Abdul Karîm rahimahullah.
4.Asy-Syaikh Muhammad Al-Marisi rahimahullah (juru tulis di Universitas Islam Madinah dan imam di Masjid Al-Imâm Al-Bukhâri) Banyak mengambil ilmu tajwid dari beliau. Juga belajar secara khusus risalah yang berjudul Al-Burhân fî Tajwîdil Qur`an, karya Ash-Shâdiq Qamhari. Juga belajar ilmu khath, baik teori maupun praktek. Demikian juga belajar ilmu nahwu dengan mempelajari kitab Al-Âjurrûmiyyah.
5.Asy-Syaikh Mu'ammar Bakri bin 'Abdil Majîd Ath-Tharâbîsyi. Mendapat ijazah dari beliau dalam bidang Al-Qur`an. Juga mendapat ijazah umum atas semua riwayat beliau yang didapat dari gurunya Asy-Syaikh Muhammad bin Salîm Al-Hulwâni.
6.Asy-Syaikh Ahmad Al-Qâdhi hafizhahullâh. Secara khusus mengambil ilmu dalam bidang tajwid, dan mempelajari kitab Haqqut Tilâwah karya Husni Syaikh 'Utsmân.

Dalam berbagai disiplin ilmu lainnya :
1.Al-'Allâmah An-Nâshih Ash-Shâdiq Ar-Rabbâni Asy-Syaikh Muhammad Amân bin 'Ali Al-Jâmi rahimahullah. Bermulâzamah kepada beliau selama 10 tahun. Mendapatkan ijazah dari beliau atas berbagai kitab yang dipelajari dari beliau dalam berbagai disiplin ilmu, sebagaimana tertulis dalam ijazah yang sangat menjadi kebanggaan Asy-Syaikh Al-Bukhâri. Kitab-kitab yang dipelajari dari beliau, antara lain :
-Al-Ushûluts Tsalâtsah karya Syaikhul Islâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb
-Al-Qawâ'idul Arba' karya Syaikhul Islâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb
-Kitâbut Tauhid karya Syaikhul Islâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb
-Fathul Majîd karya Asy-Syaikh 'Abdurrahmân bin Hasan, cucu Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdil Wahhâb.
-Qurratu 'Uyûnil Muhawwidîn karya Asy-Syaikh 'Abdurrahmân bin Hasan, cucu Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdil Wahhâb.
-Tajrîdut Tauhid karya Al-Maqrîzi
-Al-'Aqidah Al-Wâsithiyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
-Al-Hamawiyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
-At-Tadmûriyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
-Syarh Al-'Aqîdah Ath-Thahâwiyyah, karya Ibnu Abil 'Izz Al-Hanafi.
-Al-Qawâ'idul Mutslâ, karya Asy-Syaikh Al-'Utsaimîn.
-Qathrun Nadâ,
-Al-âjurrûmiyyah,
-Nailul Authâr (beberapa bab), karya Asy-Syaukâni.
-Zâdul Ma'âd, karya Ibnul Qayyim.
-Kitâbush Shiyâm dari kitab Shahîhul Bukhâri.
-'Umdatul Ahkâm, karya Abdul Ghanî Al-Maqdisi.
-dan masih banyak lagi
mayoritasnya di Masjid Nabawi, sebagian lagi di masjid dekat rumah Asy-Syaikh Al-Jâmi, sebagiannya lagi di Masjid Ash-Shâni' di desa Al-Mashâni'

2.Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Fâdhil 'Abdul Muhsin bin Hamd Al-'Abbâd hafizhahullâh. Bermulazamâh kepada beliau selama 16 tahun. Kitab-kitab yang dipelajari dari beliau antara lain :
-Jilid terakhir kitab Shahîh Muslim
-Shahîh Al-Bukhâri
-Sunan An-Nasâ`i
-Sunan Abî Dâwûd
-Sebagian besar Jâmi' At-Tirmidzi
-Al-Lu`lu` wal Marjân (belum sampai tamat)
-'Aqidah Ibni Abî Zaid Al-Qairâwani
Asy-Syaikh Al-Bukhâri bercerita, "Pada musim haji tahun 1420 H saya membaca di hadapan beliau satu juz Kitâbul Hajj dari kitab Syarhus Sunnah karya Al-Imâm Al-Baghawi rahimahullah. Kemudian pada musim haji tahun 1421 H saya membaca di hadapan beliau kitab Fatwâ Arkânil Islâm karya Asy-Syaikh Al-Utsaimîn. … ."

3.Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Mu`arrikh 'Umar bin Muhammad Fallâtah rahimahullah . Menghadiri pelajaran syarh terhadap kitab Shahîh Muslim, Al-Muwattha`, dan syarh tentang sirah nabawiyyah.

4.Al-'Allâmah Al-Faqîh Asy-Syaikh 'Athiyyah bin Muhammad Sâlim rahimahullah.
Menghadiri pelajaran syarh terhadap kitab Mudzakkirah Asy-Syinqithi fî Ushûlil Fiqh, dan sebagian pelajaran kitab Ar-Rahbiyyah, yang membahas tentang ilmu fara`idh, dan pelajaran kitab Syarh Al-Waraqât. Semua pelajaran tersebut di Masjid Nabawi.

5.Asy-Syaikh Al-'Allâmah An-Nâshih 'Ali bin Muhammad bin Sinân rahimahullah. Mempelajari kitab Alfiyyah Ibni Mâlik, Irsyâdhul Fuhûl karya Asy-Syaukâni, dan Ar-Raudh Al-Murabbâ' fiqh hanbali.

6.Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Mujâhid An-Nâqid Asy-Syaikh Rabî' bin Hâdi Al-Madkhali hafizhâhullâh. Belajar kepada beliau di masjid dekat rumah beliau ketika itu, yaitu di kampung Al-Azhari, beberapa pelajaran antara lain pelajaran Muqaddimah Shahîh Muslim, At-Taqyîd wal îdhah karya Al-Hâfizh Al-'Irâqi, I'lâmul Muwaqqi'în karya Ibnul Qayyim, dan Ikhtishâr 'Ulûmil Hadîts karya Ibnu Katsîr.

7.Al-'Allâmah Al-Mu`arrikh Al-Lughawi An-Nassâbah Shafiyyurrahmân Al-Mubârakfûri rahimahullah. Duduk bersama beliau selama kurang lebih dua tahun. Membaca di hadapan beliau beberapa bagian yang mencukupi dari Al-Kutubus Sittah –sebagaimana tertulis dalam ijazah- dan mendapatkan ijazah Al-Kutubus Sittah dari beliau (yaitu kitab : Shahîh Al-Bukhâri, Shahîh Muslim, Sunan Abî Dâwûd, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasâ`i, Sunan Ibni Mâjah), dan juga ijazah atas semua riwayat beliau yang bersambung dengan kitab Al-Hâfizh Asy-Syaukâni Ithâful Al-Akâbir bi Isnâdid Dafâtir. Juga membaca di hadapan beliau sebagian besar kitab Jâmi' At-Tirmidzi, dan beberapa kitab dalam bidang lughah, terkhusu Nahwu dan Sharaf, dan kitab-kitab yang tersebar di negeri India, di antara kitab Syarh Mi`ah 'âmil. Juga membaca di hadapan beliau beberapa kitab aqidah, seperti Ushûlus Sunnah karya Al-Imâm Ahmad bin Hanbal, dll. Pelajaran-pelajaran tersebut mayoritas di Masjid Nabawi dalam majelis khusus.

8.Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Faqîh Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmi rahimahullah. Menghadiri majelis pembacaan kitab Sunnan Abî Dâwûd di rumah kediaman Asy-Syaikh Muhammad bin Hâdi Al-Madkhali. Kemudian beliau (Asy-Syaikh An-Najmi) memberikan ijazah umum atas semua riwayatnya, dengan nama Inâlatuth Thâlibîn bi Asâdîd Kutubil Muhadditsîn.

9.Al-'Allâmah An-Nabîh Asy-Syaikh 'Alî bin Nâshir Al-Faqîhi hafizhahullâh. Membaca di hadapan beliau sejumlah besar kitab aqidah, antara lain kitab Sharîhus Sunnah karya Ibnu Jarîr Ath-Thabari, kitab Sulâlatur Risâlah fî Dzammir Rawâfidh min Ahlidh Dhalâl karya Mulâ 'Ali Al-Qâri, pada musim haji tahun 1421 H.

10.Asy-Syaikh Al-Jalîl 'Ubaid bin 'Abdillâh Al-Jâbiri hafizhahullâh. Membaca di hadapan beliau kitab Mudzakkirah Asy-Syinqîthi fî Ushûlil Fiqh, As-Sailil Jarrâh (jilid I) karya Al-'Allâmah Asy-Syaukâni rahimahullah.

11.Asy-Syaikh Al-Lughawi Al-Bâri' 'Abdurrahmân bin 'Auf Al-Kûni. Mempelajari kitab Malhatul I'rab karya Al-'Allâmah Al-Harîri, dan juga mengikuti majelis pelajaran nahwu lainnya.

Para masyâikh ahlus sunnah lainnya yang mengajar beliau di Fakultas Hadits di Universitas Islam Madinah juga termasuk guru-guru beliau.

Hubungan dengan Asy-Syaikh Al-'Allâmah 'Abdul 'Azîz bin Bâz rahimahullah dan Asy-Syaikh Al-'Allâmah Muhammad bin Shâlih Al-'Utsaimîn rahimahullah :

Beliau berdua adalah 'ulama besar Ahlus Sunnah wal Jama'ah masa ini. Tokoh besar salafiyyun masa ini yang sangat terhormat dan disegani. Ketokohan dan kapasitas keilmuan dan keshalihan beliau berdua diakui secara international, baik oleh kawan maupun lawan.
Beliau berdua merupakan guru besar Asy-Syaikh 'Abdullâh Al-Bukhâri.

Asy-Syaikh Al-Imâm 'Abdul 'Azîz bin Bâz rahimahullah
Menghadiri majelis beliau di masjid di daerah Ath-Tha`if, pada musim panas tahun 1408 H, membahas kitab Bulûghul Marâm karya Al-Hâfizh Ibnu Hajar. Kemudian hadir pula di majelis pembacaan kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jâmi'it Tirmidzi di kediaman beliau di Ath-Tha`if. Sering hadir dalam majelis-majelis beliau dan menyampaikan berbagai pertanyaan kepada beliau.
Asy-Syaikh Al-Bukhâri menuturkan : "Aku ingat, suatu waktu ketika aku bertanya kepada beliau tentang belajar di Universitas Islam Madinah. Maka beliau memberikan motivasi dan dorongan kepadaku. Kemudian aku tanya lagi tentang Fakultas Hadits, maka beliau pun makin memberikan motivasi kepadaku."

Asy-Syaikh Al-Faqîh Muhammad bin Shâlih Al-'Utsaimîn rahimahullah.
Menghadiri pelajaran-pelajaran beliau di Masjidil Haram pada sepuluh terakhir Ramadhân tahun 1407 H, ketika itu beliau mensyarh Hadits Jibril yang sangat panjang. Menghadiri pelajaran beliau di 'Unaizah pada musim panas tahun 1408 H dan 1409 H. Demikian juga senantiasa hadir dalam pelajaran beliau di Masjid Nabawi.

Hubungan dengan Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Muhaddits An-Nâqid Muhammad Nâshiruddîn Al-Albâni rahimahullah.

Ketika beliau rahimahullah berziarah ke Madinah pada tahun 1408 H, maka kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Asy-Syaikh Al-Bukhâri untuk senantiasa menghadiri seluruh majelis-majelis beliau. Majelis-majelis umum dan sebagian dari majelis khusus.
Asy-Syaikh Al-Bukhâri menuturkan kenangan manisnya bersama Asy-Syaikh Al-Albâni : "Aku merasa mulia ketika aku berkesempatan untuk menyendiri bersama beliau. Ketika itu beliau sedang berada di luar masjid hendak menuju tempat tinggalnya. Maka aku menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada beliau, sambil beliau memegang tanganku dan menyilangkan jari-jari tangan kanan beliau dengan jari-jari tangan kiriku. Kemudian beliau menanyaiku, bahwa siapa namaku dan belajarku."

Karir Ilmiah
1.Lulus dari Fakultas Hadits Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah (Universitas Islam) Madinah pada tahun ajaran 1410 – 1411 H dengan peringkat : sangat baik.
2.Guru/Pengajar Ad-Dirâsât Al-Islâmiyyah (Studi Ilmu Islam) di madrasah Ibtida`iyyah dan Tsanawiyyah selama 6 tahun, di bawah Departemen Pendidikan dan Pengajaran.
3.Tahun 1417 H melanjutkan jenjang Magister (S2) di Universitas Ummul Qurâ Makkah Al-Mukarramah, Fakultas Da'wah dan Ushûlud Dîn Jurusan Al-Kitâb was Sunnah. Lulus dengan predikat cumlaod.
4.Menulis tesis magister dengan judul Marwiyyât Abî 'Ubaidah bin 'Abdillâh bin Mas'ûd 'an Abîhi Jam'an wa Dirâsatan. Diuji pada 21 – 8 – 1420 H, dan berhasil meraih cumload dengan anjuran untuk mencetak tesis tersebut.
5.Tahun 1418 H pindah dari Departemen Pendidikan dan Pengajaran ke Universitas Islam Madinah, kembali ke Fakultas Hadits jurusan Fiqhus Sunnah wa Mashâdiruhâ.
6.Berhasil meraih gelar doktor pada tahun 1426 H dengan tesis tahqîq (penelitian) atas kitab Takmilatu Syarh At-Tirmidzi karya Al-Hâfizh Al-'Irâqi, mulai awal kitab ar-radhâ' sampai pada penghujung kitab Idzâ Aflasa lirrajuli Gharîm. Dengan prestasi cumlaod pada level utama.
7.Sekarang sebagai Ustâdz Musâ'id pada Fakultas Hadits jurusan Fiqhus Sunnah wa Mashâdiruhâ.

Karya-karya Tulis :
Tidak diragukan, bahwa ikut berperan aktif dalam mengumpulkan ilmu dan menyebarkannya merupakan perkara yang sangat penting dan mulia. Allah  telah memberikan nikmat dan taufiqnya kepada Asy-Syaikh Al-Bukhâri untuk juga memiliki andil yang besar pada sisi ini. Beliau memiliki banyak karya tulis ilmiah yang beliau tekuni sejak lama. Tidak lain adalah dalam rangka ikut berperan aktif menyebarkan ilmu yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas manhaj salaf.

Di antara karya tulis beliau :
1.Marwiyyât Abî 'Ubaidah bin 'Abdillâh bin Mas'ûd 'an Abîhi Jam'an wa Dirâsatan (karya tulis), dicetak oleh penerbit Dâr Adhwâ'is Salaf Al-Mishiryyah.
2.Takmilatu Syarh At-Tirmidzi karya Al-Hâfizh Al-'Irâqi (tahqîq). Belum dicetak.
3.Manârus Sabîl bi Takhrîji Juz`i Ibni Dîzîl (tahqîq) dicetak oleh penerbit Al-Ghurabâ` Madinah pada tahun 1413 H. dicetak ulang lagi pada tahun ini 1429 H oleh penerbit Dâr Al-Imâm Ahmad Mesir.
4.Ithâful Nubalâ` bi Adillati Tahrîm Ityânil Mahal Al-Makrûh minan Nisâ` (karya tulis) dicetak pada tahun 1414 H, oleh penerbit Dârul Ghurabâ` Madinah, dicetak ulang pada tahun 1428 H oleh penerbit Dârul Minhâj, Mesir.
5.Riyâdhul Jannah bi Takhrîji Ushûlis Sunnah libni Abî Zamanin (tahqîq dan takhrîj) dicetak tahun 1414 H oleh penerbit Dârul Ghurabâ`, dicetak ulang oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Mesir pada tahun ini 1429 H.
6.Tuhfatul Ikhwân bi Takhrîji Majlisi min Amâli Ibni Bisyrân (takhrîj dan tahqîq) masih tulisan tangan belum dicetak.
7.At-Tanbîh wal Irsyâd litajâwuzât Mahmûd Al-Haddâd (karya tulis), fotocopy, publikasi tahun 1414 H.
8.Al-Fathul Rabbâni fir Radd 'alâ Abil Hasan As-Sulaimâni (karya tulis) dicetak tahun 1424 H oleh penerbit Dârul âtsâr, Yaman, dan dicetak pula pada tahun 1425 H oleh penerbit Dâr Mâjid 'Asîrî, Jeddah – Saudi.
9.At-Taudhîhul Abhar li Tadzkirati Ibnil Mulaqqin fî 'Ilmil Atsar karya Al-Hâfizh As-Sakhâwi (tahqîq) dicetak oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Riyadh – Saudi tahun 1418 H, dan tahun ini dicetak lagi oleh penerbit Dâr Al-Imâm Ahmad, Mesir.
10.Al-Maqâlat Asy-Syar'iyyah/kumpulan pertama, (karya tulis), dengan pengantar dari Al-'Allâmah Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullah dan Al-'Allâmah Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali hafizhahullâh, dicetak oleh Dârul Madînah Al-'Amaliyyah, Imarat pada tahun 1428 H, dan dicetak pula oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Mesir pada tahun yang sama.
11. Al-Maqâlat Asy-Syar'iyyah/kumpulan kedua (karya tulis), dicetak oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Mesir pada tahun 1429 H.
12. Al-Ajwibah Al-Madaniyyah 'an Al-As`ilatil Haditsiyyah (karya tulis) dicetak pada tahun 1429 H oleh penerbit Dârul Istiqamah, Mesir.
13.Mushthalahâtul Muhadditsîn fî Kitâbatil Hadîts wa Dhabthihi wa Ishlâhihi (pembasan ilmiah) telah diuji oleh Universitas Al-Imâm Muhammad bin Su'ûd. Diangkat oleh universitas dan akan ditampilkan dalam beberapa edisi majalah universitas. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
14.Su`âlât Al-Imâm Abî Zur'ah Ad-Dimasyqi li Al-Imâm Ahmad bin Hanbal fi Kitâbihi (at-Târîkh), Jam'an wa Dirâsatan (karya tulis), pembahasan ilmiah telah diuji oleh Lembaga Riset Ilmiah Universitas Islam Madinah. Kemudian akan dicetak oleh Dârul Istiqâmah, Mesir. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
15.Tamâmul Minnah bi Syarh Ushûlis Sunnah li Al-Imâm Al-Humaidi (transkrip atas pelajaran) – (karya tulis), dicetak oleh Dârul Istiqâmah, Mesir tahun 1429 H.
16.At-Ta'liqât Ar-Radhiyyah 'alâ Al-Manzhûmah Al-Baiqûniyyah (karya tulis), akan dicetak oleh Dârul Istiqâmah, Mesir. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
17.Kemudian Dârul Istiqâmah juga meminta naskah transkrip atas transkrip 2 kaset syarh kitab Al-Mûqizhah karya Adz-Dzahabi. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
18.At-Ta'liqât Ar-Radhiyyah 'alâ Al-'Aqîdah Al-Wâsithiyyah karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah. Syarh yang telah ditranskrip, tahun 1424 H. Naskahnya diminta oleh Dârul Falâh untuk dicetak. Saat ini masih dalam proses murâja'ah.
Dan masih banyak lagi selain yang tersebut di atas. Semoga Allah membantu dan memudahkan.

Kitab-kitab yang diajarkan :
Kitab-kitab yang diajarkan oleh Asy-Syaikh Al-Bukhâri hafizahullâh dalam berbagai pelajaran beliau, antara lain :
1.Haqqut Tilâwah, dalam bidang ilmu tajwid. Karya Husni Syaikh 'Utsmân.
2.Al-Burhân fi Tajwîdil Qur`an , karya Ash-Shâdiq Al-Qamhâwi.
3.Al-Ushûlts Tsalâtsah.
4.Al-Qawâ'idul Arba'ah.
5.Kitâbut Tauhîd (ketiga kitab ini karya Al-Imâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb v).
6.Fathul Majîd Syarh Kitâbit Tauhîd.
7.Sullamul Wushûl, karya Al-'Allâmah Hâfizh Hakami.
8.Ushûlus Sunnah, karya Al-Humaidi.
9.As-Sunnah, karya Al-Muzani.
10.Sharîhus Sunnah, karya Ibnu Jarîr Ath-Thabari.
11.As-Sunnah, karya 'Abdullah bin Al-Imâm Ahmad.
12.Al-Imân, karya Abû 'Ubaid Al-Qâsim bin Sallâm.
13.Kitâbut Tauhîd dari kitab Shahîh Al-Bukhâri.
14.Kitâbul Imân dari kitab Shahîh Al-Bukhâri.
15.Al-Wâsithiyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
16.Kitâbur Riqâq dari kitab Shahîh Al-Bukhâri.
17.Al-Manzhûmah Al-Baiqûniyyah.
18.Ikhtishâr 'Ulûmil Hadîts, karya Ibnu Katsîr.
19.At-Taudhîhul Abhar li Tadzkirati Ibnil Mulaqqin fî 'Ilmil Atsar karya Al-Hâfizh As-Sakhâwi.
20.Al-Mûqizhah karya Adz-Dzahabi.
21.Al-Muqni' fî 'Ulûmil Hadîts karya Ibnul Mulaqqin.
22.Irsyâd Thullâbil Haqâ`iq, karya Al-Hâfizh An-Nawawi.
23.Muqaddimah Shahîh Muslim bin Al-Hajjâj.
24.Nukhbatul Fikar fî Mushthalahi Ahlil Atsar, karya Al-Hâfizh Ibni Hajar.
25.Mukhtashar Shahîhil Bukhâri, karya Az-Zubaidi.
26.Al-Adabul Mufrad karya Al-Imâm Al-Bukhâri.
27.'Umdatul Ahkâm Al-Kubrâ karya Al-Hâfizh Al-Maqdisi.
28.'Umdatul Ahkâm Ash-Sughrâ karya Al-Hâfizh Al-Maqdisi.
29.Bulûghul Marâm min Adillatil Ahkâm karya Al-Hâfizh Ibnu Hajr.
30.Al-Anjam Az-Zâhirât 'ala Hill Alfâzhil Waraqât, karya Al-Mâridîni Asy-Syâfi'i.
31.Al-Arba'în An-Nawawiyyah.
32.Minhâjus Sâlikîn, karya Al-'Allâmah As-Sa'di.
33.Bahjatul Qulûbil Abrâr, karya Al-'Allâmah As-Sa'di.
34.Al-Muharrar fîl Hadîts, karya Al-Hâfizh Ibnu 'Abdil Hâdi.
35.Ar-Risâlah At-Tabûkiyyah, karya Al-Imâm Ibnul Qayyim.
36.Al-Wâbilush Shayyib min Al-Kallimith Thayyib, karya Al-Imâm Ibnul Qayyim.
37.Ad-Durûsul Muhimmah li 'âmmatil Ummah, karya Al-'Allâmah 'Abdul 'Aziz bin Baz.
38.Dhawâbithul Jarh wat Ta'dîl, karya 'Abdul 'Azîz 'Abdul Lathîf.
39.Ar-Raf'u wat Takmîl fil Jarh wat Ta'dîl, karya Al-Kanawi Al-Hindi.
40.Thuruq Takhruju Hadîts Rasûlillâh .
41.Al-Jâmi' li Akhlâqir Râwi wa âdâbis Sâmi', karya Al-Hâfizh Al-Khathîb Al-Baghdâdi.
42.Al-Âjurrûmiyyah.
Dan masih banyak lagi lainnya.
Para 'Ulama Senior yang memberikan Ijazah

Para 'ulama kibâr (senior) Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang memberikan ijazah kepada Asy-Syaikh 'Abdullâh Al-Bukhâri, antara lain :
1.Asy-Syaikh Bakri Ath-Tharâbîsyi.
2.Al-'Allâmah An-Nâshih Ash-Shâdiq Ar-Rabbâni Asy-Syaikh Muhammad Amân bin 'Ali Al-Jâmi rahimahullah.
3.Al-'Allâmah Al-Mu`arrikh Al-Lughawi An-Nassâbah Shafiyyurrahmân Al-Mubârakfûri rahimahullah.
4.Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Faqîh Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmi rahimahullah.
5.Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Muhaddits Abû Muhammad Badî'uddîn Asy-Syahur Rasyîd As-Sindi Asy-Syarîf rahimahullah. Ijazah "Munjidul Mustajîz li Riwâyatis Sunnah wal Kitâbil 'Azîz" tertanggal 15 Rajab 1416 H.

Dan masih banyak lagi. Ada pula para 'ulama yang mengirimkan ijazah kepada beliau, tanpa beliau minta.

Pujian dan Tazkiyyah Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Mujâhid Al-Wâlid Asy-Syaikh Rabî' bin Hâdi Al-Madkhali hafizhahullâh

Asy-Syaikh Rabî' ditanya : "Bagaimana pendapat engkau menghadiri pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Asy-Syaikh 'Abdullâh Al-Bukhâri?"

Beliau hafizhahullâh menjawab : "Saya menasehatkan kepada kaum muda di Madinah untuk menghadiri pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Al-Akh 'Abdullâh Al-Bukhâri, karena sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang terbaik di kalangan Ahlus Sunnah, dan termasuk orang-orang yang senantiasa membelanya dalam setiap kesempatan sepengetahuanku. Dia rajin menulis, beraktivitas, dan bergerak dalam rangka membela sunnah dan ahlus sunnah lebih banyak daripada mayoritas orang-orang yang memeranginya dari kalangan ahlul ahwâ` (pengikut hawa nafsu), baik dulu maupun sekarang. Jadi dia (Asy-Syaikh 'Abdullâh Al-Bukhâri) adalah di antara orang-orang terbaik di kalangan ahlus sunnah, Insyâ`allâh. Kita memohon kepada Allah agar mengokohkan kita dan dia di atas sunnah dan menjadi kita semua bermanfaat. Tidaklah aku tahu tentangnya, kecuali dia adalah salafy yang baik. Kita semua sering berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang sering berbuat salah adalah orang yang senantiasa bertaubat.
Maka saya wasiatkan dengan pria ini (Asy-Syaikh 'Abdullâh), karena dia di antara lulusan terbaik Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah (Universitas Islam Madinah), menyandang gelar magister, dan sekarang sedang menempuh doktoral. Dia orang yang sangat cerdas, pemuda yang sangat cerdas. Saya mengenalnya berada di atas manhaj salafi, insyâ`allâh. Maka hadirlah kalian (pada pelajaran-pelajaran)nya, dan ambillah faedah darinya."

[Tazkiyyah ini beliau sampaikan pada hari Jum'at 14 Jumâdal Ulâ 1425 H, dalam tanya jawab pada pelajaran Kitâbusy Syarî'ah karya Al-Imâm Al-âjurri (Bab : Beriman kepada Telaga yang diberikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), tepatnya pada menit 42 : 35]

(Sumber : Email dari al Akh Abu Amr. File PDF di http://www.salafy.or.id/upload/biografialBukhari.pdf)


Sumber : http://www.salafy.or.id
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1463

Dauroh Masyaikh Ahlussunnah Wal Jama'ah 2009/Biografi Pemateri

http://fauzan-indonesia.blogspot.com
Hari, tanggal : Minggu, 25 Juni 2009
File : Dauroh Masyaikh Ahlussunnah Wal Jama'ah 2009/Biografi Pemateri


Biografi Asy Syaikh Ali bin Yahya Al Haddadi
Dikirim oleh webmaster, Senin 15 Juni 2009, kategori Info Dakwah
Penulis: Panitia Daurah Masyayikh 1430 - 2009
.: :.
Berikut biografi Asy-Syaikh 'Ali bin Yahya Al-Haddadi, yang insya Allah akan hadir di tengah-tengah kita, di kota Bantul, Yogyakarta tahun 2009 ini.

Nama : 'Ali bin Yahya bin 'Ali bin Muhammad Al-'Amiri Al-Haddadi

Lahir di kota Riyadh Saudi 'Arabia pada 3 Syawwal 1390 H

Pendidikan :
1. Pendidikan Dasar, di Madrasah Al-Malik 'Abdul 'Aziz, Riyadh. Tahun 1402 H.
2. Pendidikan Menengah, di Ma'had Ar-Riyadh Al-'Ilmi. Tahun 1408 H.
3. Sarjana Muda, di Universitas Al-Imam Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyyah. Di Fakultas Ushuluddin, jurusan As-Sunnah dan ilmu-ilmunya.
4. Magister, di Universitas Al-Malik Su'ud, Fakultas Tarbiyyah, bagian Hadits dan Tafsir.
5. Doktoral, Universitas Amdarman Al-Islamiyyah, Fakultas Ushuluddin, jurusan As-Sunnah dan Ilmu-ilmu Hadits.

Pekerjaan-Pekerjaan Resmi
1. Dosen Fakultas Ushuluddin Jurusan As-Sunnah dan Ilmu-ilmunya, di Universitas Al-Imam Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyyah.
2. Imam dan Khathib masjid jami' "Ummul Mukminin bintu Abi Bakr ".

Di antara para masyaikh (guru) beliau :
1. Al-'Allamah Samahatusy Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah.
2. Asy-Syaikh 'Abdullah bin 'Aqil
3. Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
4. Fadhilatul 'Allamah Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah
5. Asy-Syaikh Zaid bin Hadi Al-Madkhali.

Ijazah-ijazah yang beliau dapatkan :
1. Ijazah dari Asy-Syaikh Hasan Hammad dalam bidang Al-Qur`anul Karim.
2. Ijazah dari Asy-Syaikh 'Abdullah bin 'Aqil.
3. Ijazah dari Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah
4. Ijazah dari Asy-Syaikh Isma'il Al-Anshari rahimahullah
5. Ijazah dari Asy-Syaikh Yahya Al-Mudarris
6. Ijazah dari Asy-Syaikh Washiyullah 'Abbas

Aktivitas Keilmuan dan Dakwah
1. Tulisan-tulisan ilmiah di rubrik/kolom media cetak, pada Ar-Riyahd, Al-Jazirah, 'Ukkazh, Majalah Al-Jundi Al-Muslim
2. Aktif sebagai pembicara pada beberapa daurah-daurah ilmiah As-Salafiyyah pada musim panas, antara lain di kota Riyadh, Shamithah, Tha'if, Khamis Masyith, Hafrul Bathin, dll
3. Beberapa karya tulis yang sudah dicetak :
- الغلو ومظاهره في الحياة المعاصرة (Fenomena Sikap Ghuluw pada Kehidupan Masa Kini)
- كتاب الأربعين في مذهب السلف (Empat Puluh Hadits tentang Madzhab Salaf)
- صفحات مهمة من حياة سيد قطب (Lembaran-lembaran Penting dari Kehidupan Sayyid Quthb)
- فتاوى حول قضايا منهجية معاصرة لكبار أهل العلم (Fatwa-fatwa Tentang Permasalahan-Permasalahan Manhaj Pada Masa Ini, oleh Para 'Ulama Besar)


Sumber : http://www.salafy.or.id
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1462

Rabu, 27 Mei 2009

Dauroh Masyaikh Ahlussunnah Wal Jama'ah 2009

http://fauzan-indonesia.blogspot.com
Rabu, 27 Mei 2009
File : Informasi Dauroh Masyaikh Ahlussunnah Wal Jama'ah Tahun 2009

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Dauroh Masyaikh Ahlussunnah Wal Jama'ah 2009

Pemateri :
1. Syaikh Abdullah Al Bukhari
2. Syaikh Abdullah Syafiq
3. Syaikh Ali bin Yahya Alhadadi
4. Syaikh Khalid Adh Dhlufairi


Tema :
“Jalan Keluar dari Problematika Hidup adalah
Kembali kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dengan bimbingan para Ulama”


Kontribusi : GRATIS


Informasi selengkapnya silakan menghubungi panitia sbb :
Alamat : Jl Godean Km 5, Gg Kenanga 26B, Patran RT 1/RW 1, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY
Email : redaksi @ majalahsyariah.com
(Dapatkan info otomatis, kirim email kosong ke alamat daurah @ salafy.or.id)
Telpon : +62.81328022770 +62.274.626439

>>> Diharapkan menyebarkan informasi ini secara luas dengan alamat halaman situs ini http://daurah.salafy.or.id. Apabila ada perubahan, insya Allah akan diinformasikan lewat situs ini atau majalah Asy Syariah. Update terakhir 17 Juli 2009 pukul 11.46 WIB <<< *** Insya Allah disiarkan lewat Paltalk, room Religion & Spirituality - Islam - Salafiyyin, nick name salafiyyin *** [Petunjuk pemakaian Paltalk, simak di www.salafy.or.id/upload/paltalk.zip ] Tempat : 1. Pada tanggal 22 Juli -2 Agustus 2009, di Pondok Al Anshar, Wonosalam, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 2. Pada tanggal 25-27 Juli 2009, Dauroh Umum bertempat di Masjid Agung Manunggal Bantul, Jogjakarta. Pukul 09.00 WIB - selesai Demikian pengumuman disampaikan, semoga ikhwah di seluruh tanah air dan yang lain lebih jelas. Untuk akhwat/wanita/perempuan, pengumuman tempat lihat informasi di bawah. Foto Masjid Agung Manunggal Bantul, Yogyakarta.
































Jazakumullah khairan atas perhatian ikhwah semua.



Catatan :
*) Telelink untuk peserta wanita (ummahat/akhwat), insya Allah di
• Tarbiyatul Aulad Ibnu Taimiyyah, Jl. Palagan Tentara Pelajar, Sedan, alamat no 99 C RT 06/34, Dn Sedan, Ds. Sariharjo, Kec. Ngaglik, Sleman 55582
• TK/Ma’had Ar-Ridho Putra, Jalan Parang Tritis Km 6, RT 6, RW 46, Dn Dagaran, Kel Bangunrejo, Kec. Sewon, Bantul
• TK Ar-Ridho Putri, Glagah Sari UH IV/ 538 RT 21/ RW 05 Kelurahan Warung Boto, Jogjakarta 55164

**)
Rute menuju lokasi
1. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo via pesawat :
a. Menuju Bandara Adisutjipto, Jogjakarta
b. Naik taksi/ojek/kendaraan ke terminal Giwangan, Jogjakarta
c. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

2. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Surabaya, Solo via bus :
a. Turun di terminal Giwangan, Jogjakarta
b. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

3. Rute menuju lokasi dari Semarang via bus :
a. Turun di terminal Jombor, naik bus kota jurusan terminal Giwangan, Jogjakarta
b. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

4. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo via kereta api :
a. Menuju stasiun Tugu/Lempuyangan, Jogjakarta
b. Naik bus kota menuju terminal Giwangan, Jogjakarta
c. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

5. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo via kendaraan pribadi :
a. Dari Jakarta, Purwokerto, Cilacap, Semarang, Surabaya, menuju Jogjakarta, setelah masuk Jogjakarta, temukan plang ke kota Bantul yang ada di Jl. Ringroad Selatan, perempatan Dongkelan.
b. Lantas arahkan kendaraan ke selatan masuk Jalan Bantul untuk menuju ke kota Bantul, sampai gapura kota Bantul. Ikuti jalan sampai perempatan pertama (Klodran). Lokasi masjid Agung Manunggal, Bantul dari utara di sebelah kanan

6. Rute menuju lokasi dari sekitar Jogjakarta :
a. Dari terminal Jombor/halte Trans Jogja, ke terminal Giwangan Jogjakarta, naik bus Koperasi Abadi jurusan Bantul turun di perempatan Klodran (Masjid Agung Bantul)
b. Dari terminal Giwangan Jogjakarta, naik bus Koperasi Abadi jurusan Bantul turun di perempatan Klodran (Masjid Agung Bantul)
c. Dari arah Semarang turun di perempatan Dongkelan (Jl. Ringroad Selatan), naik bus Koperasi Abadi turun di perempatan Klodran (Masjid Agung Bantul)


Informasi lihat url :
1. http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1459
2. www.ulamasunnah.wordpress.com

Selasa, 26 Mei 2009

Contoh Objek Riset (4) Jembatan

Objek Riset (4) Jembatan


Deskripsi :
Penulis : Amrih Setya Martana
Foto by : Amrih Setya Martana
Lokasi : Wates, KulonProgo, DIY.
Date and Time : 25-02-2009, 14.02 WIB
































Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

May 5th 2010 by Abu Muawiah | Kirim via Email

Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

Hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh sahabat berbeda sehingga dianggap sebagai beberapa hadits. Berikut ini hanya sebagian di antaranya:
1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:
نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:
أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969)
Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”

3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)

4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini adalah lafazhnya)
Dalam riwayat Muslim:
أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”

5. Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:
صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)

6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270)
Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَدْخُلُ الْمَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)

8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:
إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)

9. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُصَوِّرَ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)

10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَخْرُجُ عُنُقٌ مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ تبْصِرُان وَأُذُنَانِ تسْمَعُان ، وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُولُ : إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ ادَّعَى مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَالْمُصَوِّرِينَ
“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)

12. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)

13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)

14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)


Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa

Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di sini hanyalah menggambar gambar makhluk yang bernyawa.
Di antara hadits-hadits yang memberikan pembatasan ini adalah:
a. Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.

b. Hadits no. 13 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah menyuruh untuk menghidupkan gambar yang dia gambar. Ini menunjukkan bahwa yang terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).

c. Hadits setelahnya pada no. 14 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa para penggambar diperintahkan untuk meniupkan roh pada gambarnya, maka ini menunjukkan tidak mengapa menggambar gambar makhluk yang tidak memiliki roh/nyawa.

d. Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

e. Sebagai tambahan juga ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ, يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam Jahannam.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540)

Incoming search terms:

hadist tentang menggambar
hadist larangan menggambar
hadits dilarang menggambar manusia
HADITS TENTANG SENI MENGGAMBAR
hadits yang melarang untuk melukis

Contoh Objek Riset (3) Tempat Pembuangan Akhir-Jogja

Tempat Pembuangan Sampah


Deskripsi :
Penulis : Amrih Setya Martana
Foto by : Amrih Setya Martana
Lokasi : Ring Road Timur Jogjakarta
Date and Time : 11-01-2009




Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

May 5th 2010 by Abu Muawiah | Kirim via Email

Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

Hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh sahabat berbeda sehingga dianggap sebagai beberapa hadits. Berikut ini hanya sebagian di antaranya:
1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:
نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:
أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969)
Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”

3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)

4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini adalah lafazhnya)
Dalam riwayat Muslim:
أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”

5. Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:
صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)

6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270)
Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَدْخُلُ الْمَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)

8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:
إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)

9. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُصَوِّرَ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)

10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَخْرُجُ عُنُقٌ مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ تبْصِرُان وَأُذُنَانِ تسْمَعُان ، وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُولُ : إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ ادَّعَى مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَالْمُصَوِّرِينَ
“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)

12. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)

13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)

14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)


Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa

Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di sini hanyalah menggambar gambar makhluk yang bernyawa.
Di antara hadits-hadits yang memberikan pembatasan ini adalah:
a. Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.

b. Hadits no. 13 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah menyuruh untuk menghidupkan gambar yang dia gambar. Ini menunjukkan bahwa yang terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).

c. Hadits setelahnya pada no. 14 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa para penggambar diperintahkan untuk meniupkan roh pada gambarnya, maka ini menunjukkan tidak mengapa menggambar gambar makhluk yang tidak memiliki roh/nyawa.

d. Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

e. Sebagai tambahan juga ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ, يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam Jahannam.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540)

Incoming search terms:

hadist tentang menggambar
hadist larangan menggambar
hadits dilarang menggambar manusia
HADITS TENTANG SENI MENGGAMBAR
hadits yang melarang untuk melukis

Jumat, 15 Mei 2009

DILARANG MENEMBAK


DILARANG MENEMBAK

Foto by : Amrih SM
Lokasi : Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa
Date and Time : 13 Mei 2009, 16:34 WIB

Hasan Al Banna Seorang Teroris? Syaikh Ayyid Asy Syamari (Makkah)





















Hassan Al Banna Seorang Teroris?

Judul Asli : Turkah Hasan Al-Banna Wa Ahammul Waritsin
Writter : Syaikh Ayyid Asy Syamari (Makkah, Saudi Arabia).
Disertai Penjelasan Gerakan-gerakan Bid'ah Kontemporer dan Tanya Jawab Bersama Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'i

Penerbit : Maktabah As-Sahab 2003


Edisi Indonesia : Hasan Al Banna Seorang Teroris?

Penerjemah : Ahmad Hamdani Ibnu Muslim
Penyunting : Malik
Desain Sampul : Cahaya Grafika
Cetakan : Pertama, Agustus 2003
Penerbit : Al-Bashirah
Alamat : Perum Total Persada Blok E-1, Tangerang, Telp. (021) 5906738.
Ukuran :
Lebar : 11,7 cm
Panjang : 15,8 cm
Tebal : 0,8 cm

Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa.




Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa.


Deskripsi :
Penulis : Amrih Setya Martana
Foto by : Amrih Setya Martana.
Lokasi : Desa Jetis, Kec. Nusawungu, Kab. Cilacap, Propinsi Jawa Tengah, Republik Indonesia.
Date and Time : 13 Mei 2009, 15.39 WIB

Rabu, 13 Mei 2009

Contoh Objek Riset (2). Penggalian Batu Bata Putih.

Penggalian Batu Bata Putih

Deskripsi :
Owner : Keluarga Bpk. Kino
Foto by : Amrih SM
Lokasi : Dusun Pacing Lor, Wonosari, Gunung Kidul, DIY.
Date and Time : 23 Januari 2009, 14.07 WIB


Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

May 5th 2010 by Abu Muawiah | Kirim via Email

Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar

Hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh sahabat berbeda sehingga dianggap sebagai beberapa hadits. Berikut ini hanya sebagian di antaranya:
1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:
نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:
أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969)
Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”

3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)

4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini adalah lafazhnya)
Dalam riwayat Muslim:
أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”

5. Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:
صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)

6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270)
Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَدْخُلُ الْمَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)

8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:
إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)

9. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُصَوِّرَ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)

10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَخْرُجُ عُنُقٌ مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ تبْصِرُان وَأُذُنَانِ تسْمَعُان ، وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُولُ : إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ ادَّعَى مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَالْمُصَوِّرِينَ
“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا بَعُوضَةً أَوْ لِيَخْلُقُوا ذَرَّةً
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)

12. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)

13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)

14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)


Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa

Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di sini hanyalah menggambar gambar makhluk yang bernyawa.
Di antara hadits-hadits yang memberikan pembatasan ini adalah:
a. Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.

b. Hadits no. 13 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah menyuruh untuk menghidupkan gambar yang dia gambar. Ini menunjukkan bahwa yang terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).

c. Hadits setelahnya pada no. 14 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa para penggambar diperintahkan untuk meniupkan roh pada gambarnya, maka ini menunjukkan tidak mengapa menggambar gambar makhluk yang tidak memiliki roh/nyawa.

d. Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

e. Sebagai tambahan juga ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ, يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam Jahannam.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540)

Incoming search terms:

hadist tentang menggambar
hadist larangan menggambar
hadits dilarang menggambar manusia
HADITS TENTANG SENI MENGGAMBAR
hadits yang melarang untuk melukis